Selasa, 22 Desember 2015

Tiada yang menengok selama dibui, Setelah keluar baru tahu rahasia Ibu... Cerita Motivasi untuk hari Ibu

Ia dibui saat berumur 18 tahun dikarenakan melukai orang. Hal ini membuat hati ibunya yang membesarkan dia terluka. Sejak saat itu sang ibu tidak pernah datang menengoknya. Pada musim dingin tahun itu, dia menerima sebuah baju rajutan musim dingin, di pinggir baju ada rajutan bunga merah, dan sepucuk surat: "Jadi orang baik, Mama tunggu kamu". Hal ini membuat dia yang begitu tegar meneteskan air mata.
 
Dikarenakan sikapnya selama di penjara sangat baik, dia mendapatkan keringanan masa hukuman sehingga keluar lebih awal dari penjara. Pada saat sampai di rumah dia menemukan pintu rumahnya tertutup rapat. Dia bertanya kepada tetangganya: "Kemana ibu saya?" Tetangganya berkata ibunya sudah meninggal! Demi membantu untuk membayar hutang ibunya bekerja disebuah pabrik, baju rajutan itu dikirimkan melalui tetangganya. Tahun lalu pabrik itu meledak, semua karyawan meninggal dunia, salah satunya adalah ibunya. Didepan makam sang ibu, dia menangis sejadi-jadinya. Di hari kedua dia pergi menjual rumah tuanya, pergi membawa 6 potong baju hasil rajutan ke kota untuk memulai hidup yang baru.
 
4 tahun berlalu, dia membuka sebuah penginapan di kota, dia mempersunting seorang gadis menjadi istrinya. Setiap hari pagi-pagi buta dia keluar untuk membeli sayur-sayuran. Pasangan suami istri ini sering kali harus bekerja sampai subuh. Suatu hari, seorang nenek bungkuk dengan jalan yang sudah agak susah mendorong kereta ingin menjual kepadanya sayur mayur dan daging dengan harga yang murah. Nenek ini tampaknya bisu, wajahnya penuh debu, serta beberapa goretan bekas luka di wajahnya membuat dia terlihat mengerikan. Sang suami dengan tidak memperdulikan larangan istri, mengambil sayur dan daging dari sang nenek, karena pada saat melihat sang nenek, dia teringat akan sosok ibunya.

2 tahun lagi berlalu, penginapan yang dia buka akhirnya berubah menjadi sebuah hotel. Dia mempunyai uang untuk membeli rumah baru, orang yang mengantarkan sayur dan daging masih tetaplah sang nenek. Suatu hari nenek tersebut tidak datang lagi, akhirnya dia memanggil karyawannya untuk pergi membeli sayur-sayuran, tetapi semuanya tidak sesegar sayuran yang diantar oleh sang nenek. Tibalah masa musim semi, dia ingin sekali menengok sang nenek dan ingin mengantar makanan untuknya. Dia pergi mencari tahu tempat tinggal sang nenek, akhirnya dengan susah payah dia berhasil menemukan rumah sang nenek yang ternyata tidak jauh dari hotelnya.
Pada saat dia masuk ke dalam rumah, dia langsung melihat sang nenek yang lemah tiduran diatas ranjangnya, kemudian dia melihat foto dirinya dan ibunya di dinding rumah sang nenek! Disudut rumah tergeletak sebuah buntalan yang dibungkus kain usang, sebuah bordiran bunga merah tersulam di kain tersebut. Tiba-tiba sang nenek dengan lemah bersuara: "Anakku!" Selama 2 tahun orang yang mengantar sayur mayur tersebut ternyata adalah ibunya? Suara yang tidak asing lagi, tangisan langsung meledak dan dia pergi memeluk ibunya.
 
Sang ibu menghapus air matanya dan berkata, dia beruntung masih dapat hidup, tetapi wajahnya rusak terbakar, kakinya timpang. Demi tidak menyusahkan sang anak, dia memutuskan untuk melakukan semuanya itu. Dia membantu meringankan beban anaknya dengan pergi membantunya membeli sayur. Tetapi sekarang dia sudah tidak dapat turun dari ranjang lagi, dia sudah tidak dapat mengantarkan sayuran lagi. Dengan air mata yang berlinangan, dia menggendong ibunya keluar beserta buntelan kainnya. Sang ibu tinggal selama 3 hari di rumah anaknya, kedua orang ini bercerita banyak hal, tetapi sang anak tidak memberitahukan alasannya kenapa dia dulu melukai orang lain. Sebenarnya kejadian itu disebabkan karena orang tersebut menghina ibunya dengan menggunakan kata-kata yang teramat sangat kasar. Baginya, dia tetap dapat bertahan bagaimanapun orang lain memukul atau mengejek dirinya, akan tetapi, dia tidak dapat tinggal diam saat orang lain menghina ibunya.
 
3 hari kemudian, tanpa penyesalan ibunya meninggal. Dokter mengatakan: "Ibumu sudah mengidap kanker tulang selama 10 tahun lebih, beliau dapat hidup sampai sekarang adalah sebuah keajaiban, jadi kamu tidak perlu terlalu bersedih". Pulang ke rumah, dengan lunglai sang anak membuka buntalan yang ditinggalkan sang ibu. Di dalamnya tertumpuk berhelai-helai baju rajutan yang baru, ada untuk anaknya, istrinya dan untuk dirinya sendiri, setiap baju memiliki sulaman bunga merah. Di dasar bungkusan tersebut ditemukan surat pernyataan dokter tentang hasil diagnosa kanker tulang, surat itu di buat 2 tahun setelah dia masuk penjara. Hatinya seperti tertoreh sebilah pisau, namun berapapun berat sakit hatinya, ia tetap tidak dapat mengembalikan waktu yang telah terlewati selama ini.
Kasih orang tua tidak ada batasnya. Jangan tunda lagi, kita harus membalas budi mulai dari sekarang juga!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar